Minggu, 21 Maret 2010

RENCANA PEMBELAJARAN

Mata kuliah : Pendidikan Kesehatan Olahraga
Kode Mata Kuliah : MKK 1106
Semester : II

Pokok Bahasan
1. Kesehatan dan Olahraga
2. Kebugaran Jasmani
3. Olahraga pada anak, usila dan anak
4. Dampak Olahraga dan antioksidan
5. Tugas Mandiri dan Tugas Kelompok
6. Program Olahraga Masyarakat
7. Faal Olahraga
8. Aklimitasi dan doping pada Olahraga
9. Cedera Olahraga
10. Presentasi
11. Pemeliharaan Homeotasios
12. Tugas Mandir
13. UAS
14. UTS

Tujuan :
1. Tujuan Instruksional umum (TIU ) : Berdasarkan batasan WHO (1954) tujuan pendidikan kesehatan olahraga adalah Untuk mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat

2. Tujuan Instruksional khusus

MODUL 1
KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN OLAHRAGA
Oleh
Ahmad Yani, SKM, MM.
Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Kesehatan Olahraga
Universitas Islam Indragiri (UNISI) Kabupaten Indragiri Hilir

1. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kesehatan ialah segala permasalahan mengenai faktor menusia secara langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi kualitas sehat manusiaitu. Oleh karena itu lebih dahulu perlu dimengerti apakah sehat itu.. Departemen kesehatan dengan bersumber pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa : Kesehatan adalah sejahtera jasmani, rokhani dan sosial ; bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.
Keadaan sehat sebagaimana yang dikemukakan diatas adalah keadaan sehat sempurna, sehat ideal ataupun sehat yang di idam-adamkan. Akan tetapi adakah orang yang memiliki keadaan sehat yang demikian itu ?! Keadaan sehat yang demikian itu agaknya sukar dapat di jumpai oleh kerena manusia dalam perjalanan hidupnya senantiasa dihadapkan pada berbagai ancaman bahaya. Ancaman bahaya itu dapat bersifat :

- Biologis : berbagai macam penyakit infeksi oleh virus, bakteri dan jamur ; serta berbagai macam penyakit infestasi oleh parasit misalnya oleh cacing dan amoeba.
- Kimia : barbagai macam penyakit alergi, keracunan obat-obatan, pestisida dan/atau pencemaran lingkungan lainnya.
- Fisika : penyakit hyperbaric (peny. Caisson), peny. Radiasi kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja.
- Mental : berbagai rasa tidak puas, kecewa, sakit hati dll

Ancaman bahaya itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia dari sejak kehidupan dalam rahim sampai usia lanjut. Akibat dari adanya ancaman bahaya tersebut diatas maka manusia dapat menderita barbagai macam penyakit, cacat maupun kelemahan yang dapat mengenai jasmani, rokhani maupun sosial ;

sacara tersendiri maupun bersama-sama, dengan tingkat/derajat yang berbeda-beda dari mulai yang ringan sampai kepada yang berat. Demikianlah akibat adanya ancaman bahaya dalam perjalanan kehidupan ini, maka agaknya jarang atau bahkan mungkin tidak ada orang yang dapat memenuhi batasan sehat WHO yang merupakan sehat sempurna.
Kutup lain dari sehat ialah sakit, sehingga sahat sesungguhnya adalah bertingkat-tingkat. Oleh karena itu adalah lebih masuk akal untuk menyebut sehat dalam pengertian derajat sehat dengan istilah lain yang dilihat ialah berapa banyak kesehatan dimiliki manusia itu, sehingga demikian maka sesungguhnya semua orang memiliki derajat tertentu.
Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular menjadi penyebab 73% kematian dan 60% beban penyakit global. Demikian juga hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), proporsi penyakit kardiovaskuler meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat kematian; 5,9% tahun 1975, 9,1% tahun 1986, 16% dan pada tahun 1995 19%. Diberbagai negara maju dan berkembang, lebih dari 25 tahun terakhir penyakit tidak menular tersebut menjadi penyebab kematian nomor satu.
Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup : tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhidar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang bergaya hidup sebaliknya. Selanjutnya menurut Manoefris Kasim, tahun 2002, menambahkan bahwa faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunya risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes. Agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut. WHO, dalam memperingati Hari Kesehatan Sedunia ke 54, 7 April 2002 menetapkan tema "Fit For Health" yang berkembang menjadi "Move For Health" diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Bergerak Agar Sehat dan Bugar". Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat.
1.2. Konsep Pendidikan Kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan, dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan, oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep yang diaplikasikan pada pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupanya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan ( lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya), Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, dan oleh siapa saja, seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri belajar adalah (1),. kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial, (2) hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk yang relatif lama, (3), perubahan itu terjadi karena usaha dan didasari bukan karena kebetulan.
Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Dengan majunya dunia tehnologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbilkan penyakit akibat kurang gerak.
Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.

Studi WHO pada faktor-faktor risiko menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik.
Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Menurut penelitian yang bekerja sama dengan WHO tahun 1999, menyatakan bahwa penyakit tidak menular atau degeneratif merupakan penyebab 60% kematian dan 43% beban penyakit global. Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular menjadi penyebab 73% kematian dan 60% beban penyakit global. Demikian juga hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), proporsi penyakit kardiovaskuler meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat kematian; 5,9% tahun 1975, 9,1% tahun 1986, 16% dan pada tahun 1995 19%. Diberbagai negara maju dan berkembang, lebih dari 25 tahun terakhir penyakit tidak menular tersebut menjadi penyebab kematian nomor satu.
Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup : tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhidar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang bergaya hidup sebaliknya. Selanjutnya menurut Manoefris Kasim, tahun 2002, menambahkan bahwa faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunya risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes. Agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut. WHO, dalam memperingati Hari Kesehatan Sedunia ke 54, 7 April 2002 menetapkan tema "Fit For Health" yang berkembang menjadi "Move For Health" diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Bergerak Agar Sehat dan Bugar". Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar